Perjakaku Lepas Di Jepitan Janda

Cerita Dewasa Terbaru - Setelah siang hari bekerja mengangkut beras di kios tempatnya bekerja, Medi nangkring bersama beberapa kuli yang lain. Sudah dua hari anak kampung yang baru 18 tahun itu bekerja. Badannya cukup berisi karena sudah biasa bekerja di sawah membantu bapaknya di kampung. Saat Panceklik dia mencoba mencari tambahan ke kota blablabla dan mendapat pekerjaan di kios beras pak Yasin.

Saat asik melihat kuli lain yang sedang main kartu datang beberapa perempuan yang biasa mangkal disitu dan melayani birahi para kuli dengan bayaran yang memang “murah”, untuk ukuran orang gedean. Seperti biasa dengan suara yang sedikit keras mereka menggoda para kuli itu.

“Wah neng lagi bokek euy, kalo boleh ngutang mah akang mau”, kata salah seorang diantara mereka.
“Wah emang warung nasi, kalo mau maen ya bayar dulu tidak bisa ngutang atuh”, perempuan muda yang bernama Nining itu menjawab.

Nining tidak terlalu cantik, badannya bahenol usianya sudah kepala tiga, janda ditinggal kabur suaminya, “Eh kang itu siapa, anak baru ya?”, kata Nining saat melihat Medi yang sedikit keheranan melihat kedatangannya.

“iya masih ingusan, dari Garut baru dua hari disini”, Nining tersenyum genit dan mendekati Medi yang dari tadi melihatnya.
“kenapa jang kok kayak tidak pernah liat perempuan aja”
“Ah enggak teh”, Medi menjawab dengan malu-malu.
“Wah neng anak kecil belon bisa apa-apa mendingan sama saya saja”
“Apa ngutang tidak sudi, mendingan sama barang baru masih orsinil kan asik dapet perjaka, ayo jang ikut saya saja kan bisa ngobrol berdua dari pada di sini sama mereka.”
“Awas din jangan kena di rayu entar kena sipilis kamu”
“Eh jangan suka nakutin orang ya saya mah rajin ke dokter nggak bakalan kena sipilis udah disuntik tau”, sambil mengacungkan tinjunya Nining memaki para kuli itu dengan sedikit marah.

Medi agak rikuh juga karena Nining menggandeng tangannya, kemudian mereka berdua ngobrol disalah satu warung kopi.

“Medi mau nemenin saya gak, tidak usah bayar lah ya…, sekarang kamu anterin saya pulang ayo, ntar saya kasih sesuatu yang enak pisan, mau kan…”

Medi cuma bisa tersenyum dan mengangguk perlahan. Kemudian mereka berjalan berdua menyusuri gang di belakang pasar menuju ke rumah Nining yang kebetulan dekat dengan pasar. Sampai dirumah Nining kemudian menyuruh Medi masuk dan kemudian mengunci pintu, Medi sedikit keheranan.

“ayo atuh jangan malu-malu, nggak apa-apa disini mah sudah biasa kayak gini sini”, Kata Nining.
“Aku ngerti kok kamu belum pernah makanya mau saya ajarin mau kan”, kata Nining sambil membelai dada Medi yang bidang.Medi hanya diam gemetaran, tidak tahu harus berbuat apa kepalanya mengangguk perlahan.
“Baju kamu dibuka aja ya”, kata Nining sambil menarik kaos yang dipakai Medi, dan kemudian dia membuka risleting celana yang dipakai Medi.

Dengan bernafsu Nining mencium bibir Medi yang kebingungan diperlakukan seperti ini, namun karena godaan Nining Medi juga mulai terbakar birahi. Nining mendorong Medi ketempat tidur sehingga Medi jatuh terlentang diatas tempat tidur, kemudian Nining menarik celana Medi sehingga anak itu bugil. Kontol Medi sudah berdiri dan dengan refleks dia menutupi kontolnya itu. Nining hanya tersenyum melihatnya.

“Wah sama saya sih nggak usah malu-malu udah sering lihat yang kayak gitu..”

Kemudian Nining membuka bajunya, Medi makin salah tingkah melihat ada wanita yang bugil didepan dia. Kemudian Nining naik ke tempat tidur dan menciumi bibir, dada dan menggigit puting Medi.

“ahhh aduh geli teh”, Medi mendesah kegelian diperlakukan seperti itu.
“Sekarang aja ya dimasukin sama teteh.”

Nining memegang kontol Medi dan mengarahkannya ke memeknya. Medi melihatnya masih dengan badan gemetaran.

“akhhh…” Medi mendesah saat kontolnya masuk kedalam memek Nining, matanya terpejam menikmati sensasi yang baru dia rasakan di kontolnya.“akhh…sss enak kan Din,” Nining bergerak naik turun sambil meremas-remas susunya.

Medi merem-melek menikmati goyangan Nining, kontolnya serasa dipijat dan disedot di dalam memek Nining, kemudian pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakan Nining dan tangannya meremas-remas seprei, baru saat Nining membimbing tangannya ke susu Nining

“Remas Din… Aakhh”. Medi meremas-remas susu Nining, dan saat susu itu disodorkan kemulutnya Medi mulai mengemutnya persis seperti masih bayi, tapi kemudian berhenti saat Nining menegakkan badannya.

Nining masih asik menggoyang pantatnya dan tangannya meremas-remas dada Medi. Medi mulai gelisah tangannya kadang meremas susu, kadang meremas seprei dan kadang memegang pinggang Nining seolah-olah mengatur agar Nining menekan sedalam mungkin.

“Aduh… teh… Aakh”,Medi mendesah, bicaranya mulai ngaco, nafasnya mulai memburu dan badannya mulai kejang, kepalanya mendongkak keatas, matanya terpejam dan pantatnya mengangkat naik dan crot…crot…crot… Entah berapa kali semburan yang keluar dari kontolnya dan akhirnya Medi terkulai lemas.

“Yaaa kan teteh belum, tapi tidak apa-apa istirahat dulu aja ya”, kata Nining dengan nada sedikit kecewa, mereka tidur sambil berpelukan.

Saat pagi hari Medi bangun dan melihat Nining yang tidur terlentang, dia melihat perempuan itu masih telanjang dan tertarik saat melihat gundukan daging yang ditumbuhi rambut halus, kemudian dia mulai meraba memek Nining. Saat Nining merasakan memeknya ada yang mengusap-usap dia terbangun melihat Medi tersenyum dan membiarkan Medi memperlakukannya seperti itu. Medi kemudian naik ke atas tubuh Nining menindihnya dan mengarahkan kontolnya ke memek Nining lalu menekannya.

“Akh…ngehh”
“Enak kan Din sss… Akh.. Tekan yang dalem din.. Akhh…”

Medi menggerakkan pantatnya maju mundur dan Nining Menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan maju mundur pantat Medi. Hanya desahan yang terdengar dari mulut mereka berdua.

“aduh din…terus… Akh.. Yaaa terus din yang kerasss akhh din yeah…terus akhh…”
“Akh teh Medi mau keluarehh akh teh… sss.. Akkkh…ngahouch…”
“Teteh dateng din akh…din… Aouchhh…”

Badan mereka berdua menegang, Nining mengangkat tinggi-tinggi pantat dan dadanya, sedangkan Medi seperti busur panah, pantatnya menekan memek Nining dan tangannya meremas seprei dan sesaat kemudian mereka terkulai lemas. Kepala Medi rebahan di susu Nining dan kemudian tidur terlentang di sisi Nining.

Beberapa saat kemudian.

“Din yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin sekalian Medi harus bayar yah murah kok cuman 20rb aja.”

Medi hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian Nining mulai menjilati seluruh badan Medi dada Medi kemudian turun kebawah. Saat sampai di kontol Medi Nining menjilati kepala kontoln Medi yang masih sedikit tersisa spermanya yang mulai kering, dan kemudian mengulumnya.

“akh…teh..sss… Aduh..geli… Akhh…”, Medi mendesah dan badannya gemetaran, dan kontolnya mulai mengeras lagi.

Nining terus mengulum kontol Medi sambil mengocoknya. Medi menggerakkan pantatnya naik turun.

“akhh…teh…teehhhh ouch…”

Sperma Medi muncrat dimulut Nining dan sebagian meler keluar dan membasahi kontolnya. Nining menelan semuanya dan kemudian menjilati sisa-sisa sperma Medi sampai bersih. Setelah mandi Medi membayar uang seperti yang telah dijanjikannya dan kembali pergi ke pasar.

“Din, kamu baru berapa hari kerja disini udah kesiangan, saya tahu kamu kemana, kalo nurut sama bapak mah kamu teh jangan terpengaruh sama perempuan kayak gitu ntar kena penyakit bahaya kan”, Pak Yasin menasehati Medi.

Medi hanya diam tanpa komentar apa-apa. Tapi karena terlanjur ketagihan Medi sering pergi bersama Nining dan perempuan-perempuan yang sering Mangkal menjual diri lainnya. kini uangnya sudah habis untuk mebayar Nining dan kemudian pulang ke kampung dengan perasaan malu yang teramat sangat karena pulang tidak membawa uang. Tamat